Kamis, 02 Maret 2017

Kisah Perintah Shalat 5 Waktu


Hadits riwayat Anas bin Malik ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Aku didatangi Buraq. Lalu aku menunggangnya sampai ke Baitul Maqdis. Aku mengikatnya pada pintu masjid yang biasa digunakan mengikat tunggangan oleh para nabi. Kemudian aku masuk ke masjid dan mengerjakan shalat dua raka`at.
 
Setelah aku keluar, Jibril as. datang membawa bejana berisi arak dan bejana berisi susu. Aku memilih susu, Jibril berkata: Engkau telah memilih fitrah (Islam dan istiqamah). Lalu Jibril membawaku naik ke langit.
Ketika Jibril minta dibukakan, ada yang bertanya: Siapakah engkau? Dijawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa yang bersamamu? Jibril menjawab: Muhammad. Ditanya: Apakah dia telah diutus? Jawab Jibril: Ya, dia telah diutus. Lalu dibukakan bagi kami. Aku bertemu dengan Adam. Dia menyambutku dan mendo`akanku dengan kebaikan.

Kemudian aku dibawa naik ke langit kedua. Jibril as. minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapakah engkau? Jawab Jibril: Jibril. Ditanya lagi: Siapakah yang bersamamu? Jawabnya: Muhammad. Ditanya: Apakah dia telah diutus? Jawabnya: Dia telah diutus. Pintupun dibuka untuk kami. Aku bertemu dengan Isa bin Maryam as. dan Yahya bin Zakaria as. Mereka berdua menyambutku dan mendo`akanku dengan kebaikan.

Aku dibawa naik ke langit ketiga. Jibril minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa engkau? Dijawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Muhammad saw. jawabnya. Ditanyakan: Dia telah diutus? Dia telah diutus, jawab Jibril. Pintu dibuka untuk kami. Aku bertemu Yusuf as. Ternyata dia telah dikaruniai sebagian keindahan. Dia menyambutku dan mendo`akanku dengan kebaikan.

Aku dibawa naik ke langit keempat. Jibril as. minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa ini? Jibril menjawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Muhammad, jawab Jibril. Ditanya: Apakah dia telah diutus? Jibril menjawab: Dia telah diutus. Kamipun dibukakan. Ternyata di sana ada Nabi Idris as. Dia menyambutku dan mendo`akanku dengan kebaikan. Allah ta`ala berfirman (Kami mengangkatnya pada tempat “martabat” yang tinggi).

Aku dibawa naik ke langit kelima. Jibril minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa? Dijawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Dijawab: Muhammad. Ditanya: Apakah dia telah diutus? Dijawab: Dia telah diutus. Kami dibukakan. Di sana aku bertemu Nabi Harun as. Dia menyambutku dan mendo`akanku dengan kebaikan.

Aku dibawa naik ke langit keenam. Jibril as. minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa ini? Jawabnya: Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Muhammad, jawab Jibril. Ditanya: Apakah dia telah diutus? Jawabnya: Dia telah diutus. Kami dibukakan. Di sana ada Nabi Musa as. Dia menyambut dan mendo`akanku dengan kebaikan.

Jibril membawaku naik ke langit ketujuh. Jibril minta dibukakan. Lalu ada yang bertanya: Siapa ini? Jawabnya: Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Jawabnya: Muhammad. Ditanyakan: Apakah dia telah diutus? Jawabnya: Dia telah diutus. Kami dibukakan. Ternyata di sana aku bertemu Nabi Ibrahim as. sedang menyandarkan punggungnya pada Baitul-ma’mur. Ternyata setiap hari ada tujuh puluh ribu malaikat masuk ke Baitul-ma’mur dan tidak kembali lagi ke sana.

Kemudian aku dibawa pergi ke Sidratul-Muntaha yang dedaunannya seperti kuping-kuping gajah dan buahnya sebesar tempayan. Ketika atas perintah Allah, Sidratul-Muntaha diselubungi berbagai macam keindahan, maka suasana menjadi berubah, sehingga tak seorangpun di antara makhluk Allah mampu melukiskan keindahannya.

Lalu Allah memberikan wahyu kepadaku. Aku diwajibkan shalat lima puluh kali dalam sehari semalam. Tatkala turun dan bertemu Nabi Musa as, dia bertanya: Apa yang telah difardhukan oleh Tuhanmu kepada umatmu? Aku menjawab: Shalat lima puluh kali. Dia berkata: Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan, karena umatmu tidak akan kuat melaksanakannya. Aku telah pernah mencobanya pada Bani Israil. Akupun kembali kepada Tuhanku dan berkata: Wahai Tuhanku, berilah keringanan atas ummatku. Lalu Allah memotong lima shalat dariku.

Aku kembali kepada Nabi Musa as. dan aku katakan: Allah telah mengurangi lima waktu shalat dariku. Dia berkata: Umatmu masih tidak sanggup melaksakan itu. Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan lagi.
Tak henti-hentinya aku bolak-balik antara Tuhanku dan Nabi Musa as. sampai Allah berfirman: Hai Muhammad. Sesungguhnya kefardhuannya adalah lima shalat tiap sehari semalam. Setiap shalat mempunyai nilai sepuluh. Dengan demikian, lima shalat sama dengan lima puluh shalat.

Dan siapa saja yang berniat untuk kebaikan, tetapi tidak melaksanakannya, maka dicatat satu kebaikan baginya. Jika dia melaksankannya, maka dicatat sepuluh kebaikan baginya. Sebaliknya siapa saja yang berniat jahat, tetapi tidak melaksanakannya, maka tidak sesuatupun dicatat. Kalau dia jadi mengerjakannya, maka dicatat sebagai satu kejahatan.

Aku turun hingga sampai kepada Nabi Musa as, lalu aku beritahukan padanya. Dia masih saja berkata: Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan. Aku menyahut: Aku telah bolak-balik kepada Tuhan, hingga aku merasa malu kepada-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa Beri Komentar Ya.. Terima Kasih.. ^_^